Selasa, 16 Juni 2015

RESUME SIM

BAB 2
KONSEP  INFORMASI
Sistem informasi manajemen berhubungan dengan informasi, tetapi apakah informasi itu? Berapa banyak I nformasi yang diberikan oleh sebuah system informasi? Belum ada metode untuk mengukur informasi dalam sebuah system informasi. Dan kerumitan informasi tidak kemungkinan adanya suatu rumus atau algoritme untuk menghitung isinya. Tetapi, ada beberapa konsep dan analogi yang berguna  untuk sedikit menjawab pertanyaan ini. Bab ini menguraikan beberapa konsep yang berhubungan dengan arti dan sifat informasi.[1]
Definisi Informasi
Informasi dapat mengenai data mentah, data tersusun, kapasitas sebuah saluran komunikasi, dan sebagainya. Tetapi ada bebrapa gagasan yang mendasari pemakaian istilah informasi dalam sebuah system informasi. Informasi memperkaya penyajian, mempunyai nilai kejutan, atau mengungkap sesuatu yang penerimanya tidak tahu atau tidak tersangka.
Definisi umum untuk informasi dalam pemakaian system informasi adalah sebagai berikut: Informasi adalah data yang telah di olah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang.
Hubungan antara data dengan informasi adalah seperti bahan baku sampai barang jadi
Parallelogram: Penyimpan  data
ddata
 







Sistem pengolahan informasi mengolah data menjadi informasi. Atau lebih tepatnya, system pengolahan mengolah data dari bentuk tak berguna menjadi berguna atau informasi bagi penerimanya. Analogi bahan baku terhadap barang jadi memperkihatkan konsep bahwa informasi bagi seseorang mungkin dipandang sebagai data mentah oleh rang lain, sebagai mana barang jadi sebuah difisi manufaktur menjadi bahan baku bagi difisi lainya.[2]
 



tingkat manajemen                                                                  informasi+aturan keputusan = keputusan oleh manajemen
Peringkasan data
 


                                                                                Informasi+aturan keputusan = keputusan petugas operasi
Tingkat operasi                                                                                       
                                                           Data transaksi
Informasi, dalam lingkup sistem informasi, memiliki bebrapa cirri:
1.      Benar atau salah. Ini dapat berhubungan dengan realitas atau tidak. Bila penerima informasi yang salah mempercayainya, akibatnya semua seperti yang benar
2.      Baru. Informasi dapat sama sekali baru dan segar bagi penerimanya
3.      Tambahan. Informasi dapat memperbaharui atau memberikan tambahan baru pada informasi yang telah ada.
4.      Korektif. Informasi dapat menjadi suatu koreksi atas informasi salah atau palsu sebelumnya.
5.      Penegas. Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada ini masih berguna karena meningkatkan persepsi penerimanya atas kebenaran informasi tersebut.
Informasi dalam teori matematis komunikasi
Istilah “ teori informasi” sering dipakai untuk maksud teori matematis komunikasi. Teori matematis mempunyai penerapan langsung dalam sistem komunikasi mekanis dan elektronik. Ia dipakai secara terbatas dalam praktek untuk sistem informasi manajemen. Tetapi teori ini dapat membantu pandangan pada sifat informasi.
Masalah komunikasi informasi dalam sistem informasi dapat dipandang dalam tiga tingkatan:
1.      Tingkat teknis. Seberapa akurat informasi dapat disalurkan?
2.      Tingkat semantik. Seberapa tepat simbol-simbol yang disalurkan dapat membawakan arti yang diinginkan?
3.      Tingkat efektivitas. Seberapa cocok peran tersebut sebagai motivasi tindakan manusia?
Teori matematis komunikasi adalah mengenai tingkat teknis dan tidak bersangkut-paut dengan arti (semantik) atau efektivitas.[3]
Model sebuah Sistem komunikasi
Text Box: Sumber Text Box: Saluran Text Box: Tujuan Sebuah model sederhana sistem komunikasi berbentuk sebagai berikut:


Ada sebuah pemancar yang kemungkinan simbol-simbol kode di kirim melalui sebuah saluran sebuah penerima. Pesan yang keluar dari sebuah sumber ke pemancar secara umum disandi(encoded) sebelum dikirim melalui saluran komunikasi dan harus diuraikan(decoded) kembali oleh sebuah penerima agar pesan dapat dipahami situjuan.
Definisi matematis Informasi
Dalam teori matematis komunikasi, informasi memiliki arti yang sangat seksama. Jumlah rata-rata cacah biner yang harus dipancarkan dipakai untuk identifikasi suatu pesan di antara sekian pesan yang mungkin. Dengan demikian adalah mungkin untuk menciptakan kode yang berlainan untuk masing-masing pesan. Pesan yang akan dikirim disandi, kemudian sandi/kode dikirim melalui saluran dan alat pengurai sandi melakukan identifikasi atas pesan berdasarkan sanditersebut. Pesan dapat didefinisikan dengan berbagai cara.
Entropi
Istilah “entropi” dipinjam dari termodinamika. Yaitu ketidakteraturan relatif (relative disorder) atau keteracakan (randomnes) dalam sebuah sistem. Informasi adalah sebuah ukuran keteraturan dalam sebuah sistem dan merupakan lawan dari entropi. Tetapi, rumusan informasi kerap disebut sebagai “fungsi entropi”. Alasannya adalah karena informasi diperlukan untuk mengurangi keraguan atau ketidakteraturan.
Redundansi
Sebuah komunikasi jarang terdiri dari informasi yang lengkap komposisinya. Selalu ada saja elemen yang relundan (kelebihan). Relundansi nampaknya secara sekilas buruk karena menunjukkan adanya elemen yang tidak diperlukan. Tetapi sedikit relundansi dapat dipakai untuk pengendalian kesalahan.[4]


Reduksi Data
Kendala (constrains) pada sisitem informasi dan manusia sebagai pengelola data menyebabkan perlunya dipakai beberapa cara untuk mengurangi beberapa data yang di sajikan untuk di pakai manusia. Metode yang di pakai klasifikasi dan kompresi, peringkasan dan keorganisasian, serta inferensi.
Klasifikasi dan Kompresi
Disamping kemungkinan memancarkan semua butir (item) data individu, sistem dapat menggolongkan butir untuk mengurangi volume data. Hal ini tampak dalam klasifikasi perakunan. Direktur sebuah organisasi biasanya tidak dapat meninjau penjualan satu per satu untuk memperoleh informasi bagi keputusan. Maka sistem perakunan meringkas semua penjualan dalam sebuah total ”penjualan dalam priode tertentu”. [5]
                                                Sistem perakunan                          Laporan
Flowchart: Document: Penjualan 003 $xxx.xx

Kode penjualan 003
 
 


                                                                                                                                  

                                    
                                                Klasifikasi dan pemampatan  





                            Manajemen puncak
                                                                                                                               Peringkasan
Tingkat
 menengah
 



Tingkat
Bawah
                                                                                                                                   
                                    Tindakan                            kejadian                                   keluhan
                                    Peringkasan dan penyaringan keorganisasian
 



   penerima
 

    pengolah
 

    kenyataan
 

   Pendapat
 

  Pengamatan
 

      Data
 
Inferensi Statistis
   atau putusan
Flowchart: Document: Tambahan yang mengelabuhi
 



Pengelolaan Inferensi
Peringkasan dan penyaringan keorganisasian
Sistem perakunan mengelompokkan dan memampatkan data transaksi yang di butuhkan untuk tujuan-tujuan perakunan. Tetapi banyak transaksi dan peristiwa yang mempunyai hubungan (informasi) untuk pengambilan keputusan.
Inferensi (penganbilan kesimpulan)
March dan Simon memakai istilah “ penyerapan tak tentu” untuk reduksi data yang timbul bila inferensi/kesimpulan ditarik dari seperangkat data dan inferensi (bukannya data) tersebut di komunikasikan dalam organisasi. Ini menyebabkan reduksi data yang cukup besar. [6]
Mutu Informasi
Dalam sebuah telaah yang di buat oleh Adam mengenai sikap manajemen terhadap system informasi, 75% manajer menilai peningkatan kuantitas dan mutu hamper identik dampaknya terhadap prestasi kerja. Tetapi diminta memilih, 90% lebih menyukai peningkatan dalam mutu informasi di bandingkan terhadap kuantitasnya.
Kesalahan adalah persoalan yang lebih gawat karena terhadap hal ini dapat dilakukan penyesuaian sederhana. Dalam kebanyakan system informasi, penerima Informasi tidak memiliki pengetahuan tentang bias atau kesalahan yang dapat mempengaruhi mutu informasi tersebut.  Dan kesulitan menghadapi kesalahan dapat di atasi dengan:
1.      Pengendalian intern untuk mengetahui kesalahan
2.      Audit intern dan ekstern
3.      Menambahkan batas-batas kepercayaan pada data
4.      Intruksi pemakai dalam prosedur pengukuran dan pengolahan agar pemakai dapat menilai kesalahan yang mungkin terjadi.[7]


Usia Informasi
Bagian ini meneliti sifat usia informasi sehubungan dengan informasi yang terkandung dalam laporan periodik, seperti laporan operasi bulanan dan laporan posisi keuangan pada akhir sebuah periode.
Sebuah interval informasi (i) di definisikan sebagai interval antara laporan-laporan untuk laporan mingguan. Interval informasinya adalah satu minggu, untuk laporan bulanan, satu bulan. Penundaan pelaporan (d) di definisikan sebagai waktu penundaan pengolahan antara akhir interval informasi dan terbitnya laporan untuk manajemen.
Dengan memakai dua variable ini, maka usia informasi maksimum, rata-rata dan minimum dari laporan manajemen
Informasi kondisi informasi operasi

usia maksimum                                                             d + i                                                                 d + 1,5 i

Usia rata-rata                                                                 d + 0,5 i                                             d + i

Usia minimum                                                                     d                                                                          d + 0,5 i

Dimana i = interval informasi antara laporan-laporan
            d = waktu penundaan pengolahan
 
















Rumusan untuk informasi kondisi menyatakan bahwa usia minimum adalah waktu penundaan pengolahan. Bila penundaan inii adalah lima hari, maka angka sediaan untuk 15 september setidaknya telah berusia lima hari sebelum laporan diterima pada 20 september. Usia maksimum informasi kondisi adalah oenundaan ditambah interval. Bila laporan sediaan diterbitkan secara mingguan ( interval informasi adalah tujuh hari ) dan penundaan pengolahan adalah lima hari.[8]
Penerapan Konsep Informasi pada Rancangan Sistem Informasi
Matematika teori informasi telah diterapkan dalam perancangan sistem komunikasi. Matematika tidak dipakai dalam lingkungan sistem informasi manajemen yang lebih rumit, tetapi ada beberapa pandangan diberikan oleh teori tersebut:
1.      Informasi mempunyai nilai kejutan.
2.      Informasi mengurangi keraguan.
3.      Adanya informasi karena ada pilihan.
4.      Tidak semua data yang dikomunikasikan mempunyai nilai informasi.
5.      Sifat redundan bermanfaat untuk mengendalikan kesalahan dalam komunikasi.[9]
Model dasar sistem komunikasi dalam teori informasi lebih rumit bila manusia diikutsertakan. Manusia adalah sistem yang dapat menyesuaikan diri dalam menuju sasaran. Karena itu lebih sulit diterangkan daripada sebuah sistem komunikasi perangkat keras.

Bising
(kerangka acuan,
prasangka, gangguan
fisik, dan sebagainya)
Informasi dihubungan dengan keraguan karena adanya pilihan yang harus diambil dan pilihan mana yang tepat tidak dapat dipastikan.alasan untuk mendapat informasi adalah untuk mengurangi ketidakpastian agar pilihan setepatnya dapat diambil. Informasi adalah data yang mengandung arti bagi penerimanya, dan mempunyai nilai nyata atau dapat ditangkap untuk keputusan saat ini atau mendatang.[10]






[1] Gordon B. Davis, Kerangka Dasar Informasi Manajemen. (Jakarta : PT Pustaka Binaan Pressindo. 1984). Hlm :27
[2] Gordon B. Davis, Kerangka Dasar Informasi Manajemen. (Jakarta : PT Pustaka Binaan Pressindo. 1984). Hlm :28-29

[3] Gordon B. Davis, Kerangka Dasar Informasi Manajemen. (Jakarta : PT Pustaka Binaan Pressindo. 1984). Hlm :30

[4] Gordon B. Davis, Kerangka Dasar Informasi Manajemen. (Jakarta : PT Pustaka Binaan Pressindo. 1984). Hlm :32
[5] Gordon B. Davis, Kerangka Dasar Informasi Manajemen. (Jakarta : PT Pustaka Binaan Pressindo. 1984). Hlm :34
[6] Gordon B. Davis, Kerangka Dasar Informasi Manajemen. (Jakarta : PT Pustaka Binaan Pressindo. 1984). Hlm :35
[7] Gordon B. Davis, Kerangka Dasar Informasi Manajemen. (Jakarta : PT Pustaka Binaan Pressindo. 1984). Hlm :36
[8] Gordon B. Davis, Kerangka Dasar Informasi Manajemen. (Jakarta : PT Pustaka Binaan Pressindo. 1984). Hlm :39
[9] Gordon B. Davis, Kerangka Dasar Informasi Manajemen. (Jakarta : PT Pustaka Binaan Pressindo. 1984). Hlm :41
[10] Gordon B. Davis, Kerangka Dasar Informasi Manajemen. (Jakarta : PT Pustaka Binaan Pressindo. 1984). Hlm :42

Tidak ada komentar:

Posting Komentar