Senin, 21 Oktober 2013

BUKU ILMIAH
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Karya Tulis Ilmiah
Dosen Pengampu : M. Rikza Chamami, M.SI
Disusun Oleh :
Felga Taufiq Noor (123311016)
Hasiv Sanada (123311017)
Nurul Elmi Auliawati (123311044)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
  1. PENDAHULUAN
Buku ilmiah adalah karya tulis berupa kumpulan kertas yang berisi informasi, bahan pelajaran, atau pengetahuan hasil penelitian dengan menggunakan metode ilmiah penelitian dan pengembangan yang memberikan pemahaman dan informasi tentang gejala-gejala alam dan sosial. Penulisan buku ilmiah ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Tentu dalam menyusun buku tadi si penulis harus melalui proses yang panjang dan tidak asal asalan dalam menyusun buku ilmiah, agar nantinya dapat menghasilkan suatu karya yang dapat bermanfaat bagi orang banyak. Buku ilmiah ini dapat terwujud dengan proses dan melalui penelitian secara historis maupun empiris yang dapat di buktikan kesahihannya.
Biku ilmiah disusun berdasarkan pengalaman dan pengambilan data dari lapangan secara langsung. Jadi buku ilmiah dapat mengambarkan keadaan yang sesuai dengan lapangan, atau yang terjadi di masyarakat.
Kami akan mencoba memaparkan tentang buku ilmiah yang kita sudah tidak asing dengan buku ilmiah itu tadi.


  1. RUMUSAN MASALAH
1.Apakah pengertian buku ilmiah?
2. Apakah tujuan penulisan buku ilmiyah?
3. Apakah ruang lingkup buku ilmiah?
4. Apa saja langkah-langkah penyusunan buku ilmiah?
5. Contoh-contoh buku ilmiah?






  1. PEMBAHASAN

  1. Pengertian Buku Ilmiah
Kata “buku” dalam bahasa Indonesia memiliki persamaan dalam berbagai bahasa. Dalam bahasa Yunani disebut “biblos”, dalam bahasa Inggris disebut “book”, dan dalam bahasa Belanda disebut “boek”, dan dalam bahasa Jerman adalah “das Buch”. Semua kata dasarnya diawali dengan huruf “b” sehingga besar kemungkinan semuanya berasal dari akar kata yang sama, yaitu dari bahasa Yunani. Kalau dilihat dalam kamus masing-masing bahasa yang menggunakannya, kata itu pada hakikatnya memiliki makna yang sama dan dipergunakan untuk benda yang sama,yaitu kumpulan kertas yang dijilid.
Ensiklopedia Indonesia (1980: 538) menjelaskan, “Dalam arti luas buku mencakup semua tulisan dan gambar yang ditulis dan dilukis atas segala macam lembaran papirus, lontar, perkamen dan kertas dengan segala bentuknya : berupa gulungan, dilubangi dan diikat atau dijilid muka dan belakangnya dengan kulit, kain, karton dan kayu”. Penjelasan buku yang demikian bermakna sangat luas. Buku tidak hanya merupakan kumpulan kertas, tetapi juga bisa lembaran papirus, lontar dan perkamen serta tidak hanya dalam bentuk yang terjilid, tetapi juga dapat berwujud gulungan.
Andriese, dkk. (1993: 16-17) menjelaskan buku dengan lebih sederhana dengan mengatakan “...informasi tercetak diatas kertas yang dijilid menjadi satu kesatuan”. Dengan pengertian yang demikian, buku memiliki empat sifat pokok, yaitu (1) berisi informasi, (2) informasi itu ditampilkan dalam wujud cetakan, (3) media yang dipergunakan adalah kertas, dan (4) lembaran-lembaran kertas itu dijilid dalam bentuk satu kesatuan. UNESCO (1964) sebagaiman dikutip oleh Andriese dkk. Mendefinisikan buku sebagai “...publikasi cetak, bukan berkala, yang sedikitnya sebanyak 49 halaman.” Definisi ini memberikan penekanan buku sebagai suatu hasil terbitan yang bukan berkala, seperti majalah dengan jumlah halaman paling sedikit 49. Tidak begitu jelas pembatasan jumlah halaman ini, karena dengan pembatasan demikian, buku untuk persekolahan ( taman kanak-kanak dan kelompok bermain ) yang umumnya kurang dari 49 halaman dan tidak terbit secara berskala, tidak dapat disebut buku.
Walaupun rumusan definisi buku berbeda-beda, tetapi terdapat hal-hal yang sama, seperti mengandung informasi, tercetak, dijilid dan diterbitkan. Mengacu pada ciri-ciri yang sama itu, dalam uraian berikut ini yang dimaksud dengan buku adalah kumpulan kertas berisi informasi, tercetak, disusun secara sistematis, dijilid serta bagian luarnya diberi pelindung terbuat dari kertas tebal, karton atau bahan lain. Sedangkan ilmiah berarti keilmuan, ilmu pengetahuan (sains). Dari uraian tersebut maka dapat didefinisikan bahwa buku ilmiah adalah karya tulis berupa kumpulan kertas yang berisi informasi, bahan pelajaran, atau pengetahuan hasil penelitian dengan menggunakan metode ilmiah penelitian dan pengembangan yang memberikan pemahaman dan informasi tentang gejala-gejala alam dan sosial. Penulisan buku ilmiah ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Buku tersebut dapat berupa buku pelajaran, buku pedoman, modul, diktat dan karya terjemahan.1

  1. Tujuan Buku Ilmiah
Tujuan Penulisan Buku Ilmiah yaitu terdapat dua:
  1. Tujuan umum
Menambah wawasan kita semua sebagai Mahasiswa fakultas Tarbiyah, yang nantinya didesain sebagai calon pendidik.
  1. Tujuan khusus
Secara khusus tujuan khusus teknik bukuilmiyah adalah :
  1. Agar para mahasiswa dapat memahami pengertian buku ilmiyah dan mampu menyusunnya dan mampu mengetahui teknik penulisan ilmiyah yang telah di tetapkan.
  2. Agar para mahasiswa mengetahui langkah–langkah yang harus di lakukan dalam pembuatan buku ilmiyah.
  3. Agar para mahasiswa mengetahui lebih jauh contoh–contoh buku ilmiyah yang lain, selain buku pelajaran atau buku pegangan.2
Manfaat buku Ilmiah:
  1. Melatih untuk mengembangkan ketrampilan membaca yang efektif.
  2. Melatih untuk mengganbungkan hasil bacaan dari berbagai sumber.
  3. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan.
  4. Meningkatkan pengorganisasian fakta atau data secara jelas dan sistematis.
  5. Memperoleh kepuasan intelektual.
  6. Memperluascakrawalailmupengetahuan.
Buku Ilmiah adalah suatuproduk dari kegiatan ilmiah.Memberikan produk Ilmiah, pasti kita membayangkan kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan temuan baru yang bersifat ilmiah. Dalam pembuatan buku ilmiah harus sesuai kaidah-kaidah yang sesuai dengan aturan dalam penulis buku ilmiah.3
Bagi penulis yang profesional keuntungan yang paling besar dan berharga dari semua karyanya adalah jika Ia menemukan kebenaran ilmiah kemudian dibekukan dalam sebuah buku ilmiah, yang bertujuan untuk4:
  1. Pengakuan scientific objektive untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dengan menerapkan teori-teori baru yang shahih serta terandalkan.
  2. Pengakuan practicial objektive guna membantu pemecahan problema praktisi yang mendesak.

  1. Ruang Lingkup Buku Ilmiah
Ruang lingkup merupakan cakupan yang meliputi isi atau hal-hal yang terdapat dalam buku ilmiah yang digunakan untuk menyusun buku ilmiah. Berikut ini uraian mengenai ruang lingkup buku ilmiah :
  1. Menggunakan rumus 2W+1H+2W (What, Why, How, When dan Where).
  • What
Pertanyaan itu diarahkan juga terhadap tema yang akan diuraikannya. Penulis harus memecah topik itu kedalam berbagai sub topik, kemudian dibahas berdasarkan tema. Disinilah penulis mulai merangkai huruf menjadi kata, kata menjadi kalimat,dan kalimat menjadi paragraf. Dari keseluruhan paragraf lahirlah sebuah sub bab, kemudian menjadi bab dalam buku.
  • Why
Pertanyaan ini berkenaan dengan alasan, latar belakang dan pemikiran seorang penulis. Mengapa suatu topik, judul dan tema itu ditulis? sebuah tulisan tidak lahir begitu saja, biasannya selalu ada keterkaitan atau ketertarikan seorang penulis tentang sesuatu yang selama ini dihadapinya. Sesuatu itu ditulis, mungkin saja akan bermanfaat bila ditulis kedalam bentuk buku atau tulisan yang dianggap bermanfaat bagi masyarakat dan dunia akademis. Berbagai alasan dapat dikemukakan penulis untuk membuktikan bahwa masalah tersebut ditulis karena sangat problematis secara akademis.
  • How
Pertanyaan ini selalu berkaitan dengan sifat, model, dan metode penulisan. Buku yang ditulis bisa berbeda tujuan, sifat dan modelnya, perbedaan itu akan berpengaruh terhadap model dan metode penulisan. Penulisan buku ilmiah tidak bisa bebas seperti menulis buku fiksi atau buku non ilmiah. Untuk menghasilkan buku tidak cukup dengan rumus 2W+1H yang sangat berkaitan dengan penulisan buku, tapi perlu ditambah lagi dengan 2W untuk meningkatkan frekuensi penulisannya.
  • When
Pertanyaan ini berhubungan dengan waktu. Pertanyaan ini juga mesti diartikan sebagai momentum bagi seorang penulis. Kehilangan momentum sama dengan kehilangan saat-saat yang sangat menentukan bagi seorang penulis. Menulis sesuatu yang tidak tepat momentumnya akan kehilangan daya tarik tulisannya. Momentum dapat berkaitan dengan peristiwa, data, fakta dan gairah pembaca.
  • Where
Pertanyaan ini tidak terlalu penting bagi seorang penulis, karena tidak menentukan isi tulisan. Namun pertanyaan ini boleh juga sangat penting jika seseorang ingin dianggap sebagai penulis produktif. Seorang penulis produktif tidak mengenal lingkungan tempat untuk menulis, dimana saja akan tetap dan terus menulis. Kalau tidak menulis ia akan membaca untuk dituliskannya dimana ada kesempatan bisa menulis.
  1. Gagasan secara tematis, adalah menyangkut isi atau materi kajian /bahasan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil penelusuran , analisis, teori dan pendapat para ahli,
  2. Tata Bahasa , yang akan mendukung lebih indahnya buku ilmiah itu untuk dinikmati oleh pembaca, agar mudah dipahami.
  3. Rangkaian huruf, suku kata, kata, frasa, dan klausa
  4. Struktur kalimat dari sebuah kata yang mengandung frasa dan klausa tersebut membentuk suatu kalimat.
  5. Pengembangan paragraph,paragraph selalu di sepadan kan dengan kata alinea.ini di artikan sebagai “seperangkat kalimat tersusun logis dan sistematis yang merupakan satu kesatuan.5

  1. Langkah Penulisan Buku Ilmiah.
Dalam menyusun buku ilmiah penulis harus melewati bererapa langkah, diatara langkah-langkah itu adalah:
  1. Menyiapkan tema.
Tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Tema yang baik apabila diuraikan secara runtut berdasarkan pola-pola yang deskriptif, narative, ekposisife, argumentatife dan persuasife. Sedangkan tema yang kurang baik adalah tema yang menggunakan pemikiran yang kabur dan meloncat-loncat, tidak jelas arahnya sehingga menyulitkan pembaca.6
  1. Menentukan topik
Langkah yang selanjutnya adalah menentukan topik yang dimana topik merupakan pokok pembahasan yang dapat diartikan sebagai pembidangan suatu kajian. Penulisan topik harus:menarik bagi si pembaca maupun penulis itu sendiri,dan secara substansional harus dikuasai penulis.7
  1. Merumuskan judul.
Judul merupakan perakat antara topic dan tema yang akan ditulis. Judul dalam sebuah tulisan merupakan daya tarik yang dapat memikat pembaca, oleh karena itu judul harus ditulis dengan menarik, padat, tidak multi tafsir dan mesti mewakili topic dan tema suatu tilisan. Perumusan judul dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: pertama, secara teoritis sebelum membuat judul, penulis harus merumuskan masalah lebih dahulu dengan mendidentifikasi permasalahan yang akan ditulis sesuai dengan topic dan tema tulisan. Kedua, membuat judul lebih dahulu sesuai dengan topic penulisan kemudian menguraikan kedalam tema tulisan.8
Sampai sekarang banyak yang belum bisa membedakan antara judul dan topik, mereka menggangap judul itu sama dengan topik. Angapan itu salah karena judul sangat berbeda dengan topik. Judul adalah kepala, sedangkan topic adalah pokok-pokok. Permasalahan yang akan dijadikan obyek dalam penelitian sebagai bahan utama penulisan, jadi topik bisa diangkat menjadi judul, tetapi sebaliknya judul bukan merupakan suatu bahasan.
  1. Menyiapkan Ragangan
Setelah ragangan itu dirumuskan dalam temam topic dan judul tulisan, langkah berikutnya gagasan itu harus dirumuskan kembali dalam bentuk ragangan atau out-line. Ragangan adalah rencana teratur dalam pembagian dan penyusunan gagasan. Dengan fungsi utamanya adalah untuk menentukan diantara gagasan yang ada. Ragangan disebut juga kerangka karangan yang berarti rencana suatu rencana kerja, yang membuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap.9
  1. Menyiapkan Sumber Penulisan
Bila seorang penulis telah menemukan gagasan, kemudian merumuskanya dalam bentuk tema, topic, dan judul serta ragangan, maka langkah berikutnya untuk menulis buku ilmiah adalah menyiapkan sumber penulisan. Sumber itu dapat dikumpulkan melalui sejumlah bahan pustaka/referensi/rujukanuntuk menghimpun informasi, data fakta pendukung.10
  1. Mulai Menulis
Setelah semua langkah selesai barulah mulai menuliskan apa yang telah Ia dapat kan melalui berbagai media baik itu kepustakan atau dia dapatkan langsung dari lapangan,sehingga karyanya dapat segera di baca oleh banyak orang dan menimbulkan reaksi positif dari semua orang.
Tapi perlu diingat karya yang dihasilkan harus bersifat ilmiah dan belum pernah dipublikasikan pada media yang pernah membahas masalah yang sama persis.11
  1. Contoh-Contoh Buku Ilmiah
  1. Buku pelajaran
Pengertian buku teks telah dikemukakan oleh banyak ahli. Tarigan (1993: 11-13) menyimpulkan:
  1. Jenjang Buku teks itu selalu merupakan buku pelajaran yang ditunjukan bagi siswa pada g pendidikan tertentu.
  2. Buku teks itu selalu berkaitan dengan bidang studi tertentu.
  3. Buku teks itu selalu menampilkan buku yang standard
  4. Buku teks itu biasanya disusun dan ditulis oleh para pakar
  5. Buku teks itu ditulis untuk tujuan pembelajaran tertentu
  6. Buku teks biasanya juga dilengkapi dengan sarana pembelajaran
  7. Buku teks selalu ditulis untuk menunjang sesuatu progam pembelajaran.
Menurut Kamarudin (1999:1). Bahan ajar bukan sekadar alat bagi guru untuk mengajarkan siswa. Namun, yang lebih penting ialah buku sebagai sumber yang digunakan siswa agar ia belajar. Bahan ajar umumnya dikemas dalam buku pelajaran atau buku teks. Buku teks hendaknya terpaut kurikulum yang dioprasikan pada jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Buku teks yang digunakan seyogianya mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

  1. Modul
Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri karena didalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri. Artinya, pembaca dapat melakukan kegiatan belajar tanpa kehadiran pengajarsecara langsung. Bahasa, pola dan kelengkapan sifat lainnya yang terdapat dalam modul ini diatur sehingga ia seolah-olah merupakan “bahasa pengajar” atau bahasa guru yang sedang melakukan pengajaran pada murid-muridnya. Maka dari itulah media ini sering disebut bahan intruksional mandiri. Pengajar tidak secara langsung member pelajaran atau mengajarkan sesuatu kepada para murid-muridnya dengan tatap muka, tetapi cukup dengan modul-modul ini.
Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Sebuah modul bisa dikatakan baik dan menarik apabila terdapat karakteristik sebagai berikut:
  1. Self Instructional;
yaitu melalui modul tersebut seseorang atau peserta belajar mampu
membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter self instructional, maka dalam modul harus;
a. berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas.
b. berisi materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit kecil/ spesifik sehingga memudahkan belajar secara tuntas.
c. menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pema- paran materi pembelajaran.
d.menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memung- kinkan pengguna memberikan respon dan mengukur tingkat penguasa-annya
e. kontekstual yaitu materi- materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas dan lingkungan penggunanya..
f. menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif.
g. terdapat rangkuman materi pembelajaran
h. terdapat instrument penilaian/assessment, yang memungkinkan penggunaan diklat melakukan ‘self assessment.
i. terdapat instrumen yang dapat digunakan penggunanya mengukur atau mengevaluasi tingkat penguasaan materi.
j. terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga penggunanya mengetahui tingkat penguasaan materi;
k. tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi pembelajaran dimaksud.

  1. Self Contained
yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan pembelajar mempelajari materi pembelajaran yang tuntas, karena materi dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu unit kompetensi harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan kompetensi yang harus dikuasai.

  1. Stand Alone (berdiri sendiri);
yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media pembelajaran lain. Dengan menggunakan modul, pebelajar tidak tergantung dan harus menggunakan media yang lain untuk mempe- lajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut. Jika masih menggunakan dan bergantung pada media lain selain modul yang digunakan, maka media tersebut tidak dikategorikan sebagai media yang berdiri sendiri.

  1. Adaptive;
modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel digunakan. Dengan memperhatikan percepatan perkembangan ilmu dan teknologi pengembangan modul multimedia hendaknya tetap “up to date”. Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.

  1. User Friendly;
modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan, pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly.




  1. Diktat
Ciri-ciri Buku Diktat :
  1. Diktat umumnya di susun oleh guru untuk mengajar keperluan sendiri.
  2. Diperbanyak dan diedarkan secara terbatas.
  3. Cakupan isi diktat menyelirihakan tetapi singkat.
  4. Cakupan banyak Diktat setelah di sempurnakan akhirnyan menjadi buku pelajaran. Sehingga serinng di katakan diktat adalah calon buku pelajaran.

  1. Terjemah
Syarat menjadi seorang penerjemah:
  1. Menguasai materi yang akan diterjemahkan
  2. Menguasai bahasa asing (bahasa sumber)
  3. Menguasai bahasa Indonesia (atau bahasa penerima)
  4. Menguasai teknik penerjemahan.12

  1. KESIMPULAN
Buku ilmiah adalah karya tulis berupa kumpulan kertas yang berisi informasi, bahan pelajaran, atau pengetahuan hasil penelitian dengan menggunakan metode ilmiah penelitian dan pengembangan yang memberikan pemahaman dan informasi tentang gejala-gejala alam dan sosial. Penulisan buku ilmiah ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Buku tersebut dapat berupa buku pelajaran, buku pedoman, modul, diktat dan karya terjemahan.
Tujuan penulisan Buku Ilmiah meliputi tujuan umum dan tujuan khusus, tujuan umum penulisan buku ilmiah adalah Menambah wawasan kita semua sebagai Mahasiswa fakultas Tarbiyah, yang nantinya didesain sebagai calon pendidik. Sedangkan tujuan khususnya adalah :
  1. Agar para mahasiswa dapat memahami pengertian buku ilmiyah dan mampu menyusunnya dan mampu mengetahui teknik penulisan ilmiyah yang telah di tetapkan.
  2. Agar para mahasiswa mengetahui langkah–langkah yang harus di lakukan dalam pembuatan buku ilmiyah.
  3. Agar para mahasiswa mengetahui lebih jauh contoh–contoh buku ilmiyah yang lain, selain buku pelajaran atau buku pegangan.
Dalam penulisan buku ilmiah juga terdapat ruang lingkup yang merupakan cakupan isi dari buku itu sendiri,yang meliputi: penggunaan rumus 2W+1H+2W (What, Why, How, When dan Where), gagasan secara tematis, tata bahasa, rangkaian huruf, struktur kalimat, dan pengembangan paragraf.
Dalam menyusun buku ilmiah penulis harus melewati bererapa langkah, diatara langkah-langkah itu adalah: menyiapkan tema, menentukan topik, merumuskan judul, menyiapkan ragangan, menyiapkan sumber penulisan baru kemudian mulai menulis. Contoh-contoh buku ilmiah yaitu buku pelajaran, Modul, Diktat dan buku terjemahan.
  1. PENUTUP
Demikian uraian singkat yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan pembahasan ini dapat memberikan banyak pengetahuan bagi kita semua dan semoga bermanfaat. Kami pemakalah mengakui bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan, kami mohon kritik dan saran yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah kami yang selanjutnya.
Akhirulkallam wabillahitaufik walhidayah






DAFTAR PUSTAKA

Sitepu, B.P, Penulisan Buku Teks Pelajaran, Bandung: P.T Remaja Rosdakarya, 2012
Sarwono, Jonathan, Pintar Menulis karangan Ilmiah, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2010
Dalman, Menulis Karya Ilmiah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012
Djuroto, Totok, supriyadi, bambang, menulis artikel ilmiah, Bandung:pt remaja rosdakarya, 2009
Rosyadi, A. Rahmat, Menjadi Penulis Profesional itu mudah, Bogor: Ghalia Indonesi, 2008
Tanjung, H, Bahdin nur Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, jakarta: kencana, 2005
Mustofa Bisri, Trisnawati Tin, Teknik Menulis Buku Ilmiah, Semarang: CV. Ghyas Putra,2010












BUKU ILMIAH

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Karya Tulis Ilmiah
Dosen Pengampu : M. Rikza Chamami, M.SI
Disusun Oleh :
Felga Taufiq Noor (123311016)
Hasiv Sanada (123311017)
Nurul Elmi Auliawati (123311044)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
  1. PENDAHULUAN
Buku ilmiah adalah karya tulis berupa kumpulan kertas yang berisi informasi, bahan pelajaran, atau pengetahuan hasil penelitian dengan menggunakan metode ilmiah penelitian dan pengembangan yang memberikan pemahaman dan informasi tentang gejala-gejala alam dan sosial. Penulisan buku ilmiah ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Tentu dalam menyusun buku tadi si penulis harus melalui proses yang panjang dan tidak asal asalan dalam menyusun buku ilmiah, agar nantinya dapat menghasilkan suatu karya yang dapat bermanfaat bagi orang banyak. Buku ilmiah ini dapat terwujud dengan proses dan melalui penelitian secara historis maupun empiris yang dapat di buktikan kesahihannya.
Biku ilmiah disusun berdasarkan pengalaman dan pengambilan data dari lapangan secara langsung. Jadi buku ilmiah dapat mengambarkan keadaan yang sesuai dengan lapangan, atau yang terjadi di masyarakat.
Kami akan mencoba memaparkan tentang buku ilmiah yang kita sudah tidak asing dengan buku ilmiah itu tadi.


  1. RUMUSAN MASALAH
1.Apakah pengertian buku ilmiah?
2. Apakah tujuan penulisan buku ilmiyah?
3. Apakah ruang lingkup buku ilmiah?
4. Apa saja langkah-langkah penyusunan buku ilmiah?
5. Contoh-contoh buku ilmiah?






  1. PEMBAHASAN

  1. Pengertian Buku Ilmiah
Kata “buku” dalam bahasa Indonesia memiliki persamaan dalam berbagai bahasa. Dalam bahasa Yunani disebut “biblos”, dalam bahasa Inggris disebut “book”, dan dalam bahasa Belanda disebut “boek”, dan dalam bahasa Jerman adalah “das Buch”. Semua kata dasarnya diawali dengan huruf “b” sehingga besar kemungkinan semuanya berasal dari akar kata yang sama, yaitu dari bahasa Yunani. Kalau dilihat dalam kamus masing-masing bahasa yang menggunakannya, kata itu pada hakikatnya memiliki makna yang sama dan dipergunakan untuk benda yang sama,yaitu kumpulan kertas yang dijilid.
Ensiklopedia Indonesia (1980: 538) menjelaskan, “Dalam arti luas buku mencakup semua tulisan dan gambar yang ditulis dan dilukis atas segala macam lembaran papirus, lontar, perkamen dan kertas dengan segala bentuknya : berupa gulungan, dilubangi dan diikat atau dijilid muka dan belakangnya dengan kulit, kain, karton dan kayu”. Penjelasan buku yang demikian bermakna sangat luas. Buku tidak hanya merupakan kumpulan kertas, tetapi juga bisa lembaran papirus, lontar dan perkamen serta tidak hanya dalam bentuk yang terjilid, tetapi juga dapat berwujud gulungan.
Andriese, dkk. (1993: 16-17) menjelaskan buku dengan lebih sederhana dengan mengatakan “...informasi tercetak diatas kertas yang dijilid menjadi satu kesatuan”. Dengan pengertian yang demikian, buku memiliki empat sifat pokok, yaitu (1) berisi informasi, (2) informasi itu ditampilkan dalam wujud cetakan, (3) media yang dipergunakan adalah kertas, dan (4) lembaran-lembaran kertas itu dijilid dalam bentuk satu kesatuan. UNESCO (1964) sebagaiman dikutip oleh Andriese dkk. Mendefinisikan buku sebagai “...publikasi cetak, bukan berkala, yang sedikitnya sebanyak 49 halaman.” Definisi ini memberikan penekanan buku sebagai suatu hasil terbitan yang bukan berkala, seperti majalah dengan jumlah halaman paling sedikit 49. Tidak begitu jelas pembatasan jumlah halaman ini, karena dengan pembatasan demikian, buku untuk persekolahan ( taman kanak-kanak dan kelompok bermain ) yang umumnya kurang dari 49 halaman dan tidak terbit secara berskala, tidak dapat disebut buku.
Walaupun rumusan definisi buku berbeda-beda, tetapi terdapat hal-hal yang sama, seperti mengandung informasi, tercetak, dijilid dan diterbitkan. Mengacu pada ciri-ciri yang sama itu, dalam uraian berikut ini yang dimaksud dengan buku adalah kumpulan kertas berisi informasi, tercetak, disusun secara sistematis, dijilid serta bagian luarnya diberi pelindung terbuat dari kertas tebal, karton atau bahan lain. Sedangkan ilmiah berarti keilmuan, ilmu pengetahuan (sains). Dari uraian tersebut maka dapat didefinisikan bahwa buku ilmiah adalah karya tulis berupa kumpulan kertas yang berisi informasi, bahan pelajaran, atau pengetahuan hasil penelitian dengan menggunakan metode ilmiah penelitian dan pengembangan yang memberikan pemahaman dan informasi tentang gejala-gejala alam dan sosial. Penulisan buku ilmiah ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Buku tersebut dapat berupa buku pelajaran, buku pedoman, modul, diktat dan karya terjemahan.1

  1. Tujuan Buku Ilmiah
Tujuan Penulisan Buku Ilmiah yaitu terdapat dua:
  1. Tujuan umum
Menambah wawasan kita semua sebagai Mahasiswa fakultas Tarbiyah, yang nantinya didesain sebagai calon pendidik.
  1. Tujuan khusus
Secara khusus tujuan khusus teknik bukuilmiyah adalah :
  1. Agar para mahasiswa dapat memahami pengertian buku ilmiyah dan mampu menyusunnya dan mampu mengetahui teknik penulisan ilmiyah yang telah di tetapkan.
  2. Agar para mahasiswa mengetahui langkah–langkah yang harus di lakukan dalam pembuatan buku ilmiyah.
  3. Agar para mahasiswa mengetahui lebih jauh contoh–contoh buku ilmiyah yang lain, selain buku pelajaran atau buku pegangan.2
Manfaat buku Ilmiah:
  1. Melatih untuk mengembangkan ketrampilan membaca yang efektif.
  2. Melatih untuk mengganbungkan hasil bacaan dari berbagai sumber.
  3. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan.
  4. Meningkatkan pengorganisasian fakta atau data secara jelas dan sistematis.
  5. Memperoleh kepuasan intelektual.
  6. Memperluascakrawalailmupengetahuan.
Buku Ilmiah adalah suatuproduk dari kegiatan ilmiah.Memberikan produk Ilmiah, pasti kita membayangkan kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan temuan baru yang bersifat ilmiah. Dalam pembuatan buku ilmiah harus sesuai kaidah-kaidah yang sesuai dengan aturan dalam penulis buku ilmiah.3
Bagi penulis yang profesional keuntungan yang paling besar dan berharga dari semua karyanya adalah jika Ia menemukan kebenaran ilmiah kemudian dibekukan dalam sebuah buku ilmiah, yang bertujuan untuk4:
  1. Pengakuan scientific objektive untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dengan menerapkan teori-teori baru yang shahih serta terandalkan.
  2. Pengakuan practicial objektive guna membantu pemecahan problema praktisi yang mendesak.

  1. Ruang Lingkup Buku Ilmiah
Ruang lingkup merupakan cakupan yang meliputi isi atau hal-hal yang terdapat dalam buku ilmiah yang digunakan untuk menyusun buku ilmiah. Berikut ini uraian mengenai ruang lingkup buku ilmiah :
  1. Menggunakan rumus 2W+1H+2W (What, Why, How, When dan Where).
  • What
Pertanyaan itu diarahkan juga terhadap tema yang akan diuraikannya. Penulis harus memecah topik itu kedalam berbagai sub topik, kemudian dibahas berdasarkan tema. Disinilah penulis mulai merangkai huruf menjadi kata, kata menjadi kalimat,dan kalimat menjadi paragraf. Dari keseluruhan paragraf lahirlah sebuah sub bab, kemudian menjadi bab dalam buku.
  • Why
Pertanyaan ini berkenaan dengan alasan, latar belakang dan pemikiran seorang penulis. Mengapa suatu topik, judul dan tema itu ditulis? sebuah tulisan tidak lahir begitu saja, biasannya selalu ada keterkaitan atau ketertarikan seorang penulis tentang sesuatu yang selama ini dihadapinya. Sesuatu itu ditulis, mungkin saja akan bermanfaat bila ditulis kedalam bentuk buku atau tulisan yang dianggap bermanfaat bagi masyarakat dan dunia akademis. Berbagai alasan dapat dikemukakan penulis untuk membuktikan bahwa masalah tersebut ditulis karena sangat problematis secara akademis.
  • How
Pertanyaan ini selalu berkaitan dengan sifat, model, dan metode penulisan. Buku yang ditulis bisa berbeda tujuan, sifat dan modelnya, perbedaan itu akan berpengaruh terhadap model dan metode penulisan. Penulisan buku ilmiah tidak bisa bebas seperti menulis buku fiksi atau buku non ilmiah. Untuk menghasilkan buku tidak cukup dengan rumus 2W+1H yang sangat berkaitan dengan penulisan buku, tapi perlu ditambah lagi dengan 2W untuk meningkatkan frekuensi penulisannya.
  • When
Pertanyaan ini berhubungan dengan waktu. Pertanyaan ini juga mesti diartikan sebagai momentum bagi seorang penulis. Kehilangan momentum sama dengan kehilangan saat-saat yang sangat menentukan bagi seorang penulis. Menulis sesuatu yang tidak tepat momentumnya akan kehilangan daya tarik tulisannya. Momentum dapat berkaitan dengan peristiwa, data, fakta dan gairah pembaca.
  • Where
Pertanyaan ini tidak terlalu penting bagi seorang penulis, karena tidak menentukan isi tulisan. Namun pertanyaan ini boleh juga sangat penting jika seseorang ingin dianggap sebagai penulis produktif. Seorang penulis produktif tidak mengenal lingkungan tempat untuk menulis, dimana saja akan tetap dan terus menulis. Kalau tidak menulis ia akan membaca untuk dituliskannya dimana ada kesempatan bisa menulis.
  1. Gagasan secara tematis, adalah menyangkut isi atau materi kajian /bahasan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil penelusuran , analisis, teori dan pendapat para ahli,
  2. Tata Bahasa , yang akan mendukung lebih indahnya buku ilmiah itu untuk dinikmati oleh pembaca, agar mudah dipahami.
  3. Rangkaian huruf, suku kata, kata, frasa, dan klausa
  4. Struktur kalimat dari sebuah kata yang mengandung frasa dan klausa tersebut membentuk suatu kalimat.
  5. Pengembangan paragraph,paragraph selalu di sepadan kan dengan kata alinea.ini di artikan sebagai “seperangkat kalimat tersusun logis dan sistematis yang merupakan satu kesatuan.5

  1. Langkah Penulisan Buku Ilmiah.
Dalam menyusun buku ilmiah penulis harus melewati bererapa langkah, diatara langkah-langkah itu adalah:
  1. Menyiapkan tema.
Tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Tema yang baik apabila diuraikan secara runtut berdasarkan pola-pola yang deskriptif, narative, ekposisife, argumentatife dan persuasife. Sedangkan tema yang kurang baik adalah tema yang menggunakan pemikiran yang kabur dan meloncat-loncat, tidak jelas arahnya sehingga menyulitkan pembaca.6
  1. Menentukan topik
Langkah yang selanjutnya adalah menentukan topik yang dimana topik merupakan pokok pembahasan yang dapat diartikan sebagai pembidangan suatu kajian. Penulisan topik harus:menarik bagi si pembaca maupun penulis itu sendiri,dan secara substansional harus dikuasai penulis.7
  1. Merumuskan judul.
Judul merupakan perakat antara topic dan tema yang akan ditulis. Judul dalam sebuah tulisan merupakan daya tarik yang dapat memikat pembaca, oleh karena itu judul harus ditulis dengan menarik, padat, tidak multi tafsir dan mesti mewakili topic dan tema suatu tilisan. Perumusan judul dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: pertama, secara teoritis sebelum membuat judul, penulis harus merumuskan masalah lebih dahulu dengan mendidentifikasi permasalahan yang akan ditulis sesuai dengan topic dan tema tulisan. Kedua, membuat judul lebih dahulu sesuai dengan topic penulisan kemudian menguraikan kedalam tema tulisan.8
Sampai sekarang banyak yang belum bisa membedakan antara judul dan topik, mereka menggangap judul itu sama dengan topik. Angapan itu salah karena judul sangat berbeda dengan topik. Judul adalah kepala, sedangkan topic adalah pokok-pokok. Permasalahan yang akan dijadikan obyek dalam penelitian sebagai bahan utama penulisan, jadi topik bisa diangkat menjadi judul, tetapi sebaliknya judul bukan merupakan suatu bahasan.
  1. Menyiapkan Ragangan
Setelah ragangan itu dirumuskan dalam temam topic dan judul tulisan, langkah berikutnya gagasan itu harus dirumuskan kembali dalam bentuk ragangan atau out-line. Ragangan adalah rencana teratur dalam pembagian dan penyusunan gagasan. Dengan fungsi utamanya adalah untuk menentukan diantara gagasan yang ada. Ragangan disebut juga kerangka karangan yang berarti rencana suatu rencana kerja, yang membuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap.9
  1. Menyiapkan Sumber Penulisan
Bila seorang penulis telah menemukan gagasan, kemudian merumuskanya dalam bentuk tema, topic, dan judul serta ragangan, maka langkah berikutnya untuk menulis buku ilmiah adalah menyiapkan sumber penulisan. Sumber itu dapat dikumpulkan melalui sejumlah bahan pustaka/referensi/rujukanuntuk menghimpun informasi, data fakta pendukung.10
  1. Mulai Menulis
Setelah semua langkah selesai barulah mulai menuliskan apa yang telah Ia dapat kan melalui berbagai media baik itu kepustakan atau dia dapatkan langsung dari lapangan,sehingga karyanya dapat segera di baca oleh banyak orang dan menimbulkan reaksi positif dari semua orang.
Tapi perlu diingat karya yang dihasilkan harus bersifat ilmiah dan belum pernah dipublikasikan pada media yang pernah membahas masalah yang sama persis.11
  1. Contoh-Contoh Buku Ilmiah
  1. Buku pelajaran
Pengertian buku teks telah dikemukakan oleh banyak ahli. Tarigan (1993: 11-13) menyimpulkan:
  1. Jenjang Buku teks itu selalu merupakan buku pelajaran yang ditunjukan bagi siswa pada g pendidikan tertentu.
  2. Buku teks itu selalu berkaitan dengan bidang studi tertentu.
  3. Buku teks itu selalu menampilkan buku yang standard
  4. Buku teks itu biasanya disusun dan ditulis oleh para pakar
  5. Buku teks itu ditulis untuk tujuan pembelajaran tertentu
  6. Buku teks biasanya juga dilengkapi dengan sarana pembelajaran
  7. Buku teks selalu ditulis untuk menunjang sesuatu progam pembelajaran.
Menurut Kamarudin (1999:1). Bahan ajar bukan sekadar alat bagi guru untuk mengajarkan siswa. Namun, yang lebih penting ialah buku sebagai sumber yang digunakan siswa agar ia belajar. Bahan ajar umumnya dikemas dalam buku pelajaran atau buku teks. Buku teks hendaknya terpaut kurikulum yang dioprasikan pada jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Buku teks yang digunakan seyogianya mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

  1. Modul
Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri karena didalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri. Artinya, pembaca dapat melakukan kegiatan belajar tanpa kehadiran pengajarsecara langsung. Bahasa, pola dan kelengkapan sifat lainnya yang terdapat dalam modul ini diatur sehingga ia seolah-olah merupakan “bahasa pengajar” atau bahasa guru yang sedang melakukan pengajaran pada murid-muridnya. Maka dari itulah media ini sering disebut bahan intruksional mandiri. Pengajar tidak secara langsung member pelajaran atau mengajarkan sesuatu kepada para murid-muridnya dengan tatap muka, tetapi cukup dengan modul-modul ini.
Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Sebuah modul bisa dikatakan baik dan menarik apabila terdapat karakteristik sebagai berikut:
  1. Self Instructional;
yaitu melalui modul tersebut seseorang atau peserta belajar mampu
membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter self instructional, maka dalam modul harus;
a. berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas.
b. berisi materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit kecil/ spesifik sehingga memudahkan belajar secara tuntas.
c. menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pema- paran materi pembelajaran.
d.menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memung- kinkan pengguna memberikan respon dan mengukur tingkat penguasa-annya
e. kontekstual yaitu materi- materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas dan lingkungan penggunanya..
f. menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif.
g. terdapat rangkuman materi pembelajaran
h. terdapat instrument penilaian/assessment, yang memungkinkan penggunaan diklat melakukan ‘self assessment.
i. terdapat instrumen yang dapat digunakan penggunanya mengukur atau mengevaluasi tingkat penguasaan materi.
j. terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga penggunanya mengetahui tingkat penguasaan materi;
k. tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi pembelajaran dimaksud.

  1. Self Contained
yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan pembelajar mempelajari materi pembelajaran yang tuntas, karena materi dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu unit kompetensi harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan kompetensi yang harus dikuasai.

  1. Stand Alone (berdiri sendiri);
yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media pembelajaran lain. Dengan menggunakan modul, pebelajar tidak tergantung dan harus menggunakan media yang lain untuk mempe- lajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut. Jika masih menggunakan dan bergantung pada media lain selain modul yang digunakan, maka media tersebut tidak dikategorikan sebagai media yang berdiri sendiri.

  1. Adaptive;
modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel digunakan. Dengan memperhatikan percepatan perkembangan ilmu dan teknologi pengembangan modul multimedia hendaknya tetap “up to date”. Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.

  1. User Friendly;
modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan, pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly.




  1. Diktat
Ciri-ciri Buku Diktat :
  1. Diktat umumnya di susun oleh guru untuk mengajar keperluan sendiri.
  2. Diperbanyak dan diedarkan secara terbatas.
  3. Cakupan isi diktat menyelirihakan tetapi singkat.
  4. Cakupan banyak Diktat setelah di sempurnakan akhirnyan menjadi buku pelajaran. Sehingga serinng di katakan diktat adalah calon buku pelajaran.

  1. Terjemah
Syarat menjadi seorang penerjemah:
  1. Menguasai materi yang akan diterjemahkan
  2. Menguasai bahasa asing (bahasa sumber)
  3. Menguasai bahasa Indonesia (atau bahasa penerima)
  4. Menguasai teknik penerjemahan.12

  1. KESIMPULAN
Buku ilmiah adalah karya tulis berupa kumpulan kertas yang berisi informasi, bahan pelajaran, atau pengetahuan hasil penelitian dengan menggunakan metode ilmiah penelitian dan pengembangan yang memberikan pemahaman dan informasi tentang gejala-gejala alam dan sosial. Penulisan buku ilmiah ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Buku tersebut dapat berupa buku pelajaran, buku pedoman, modul, diktat dan karya terjemahan.
Tujuan penulisan Buku Ilmiah meliputi tujuan umum dan tujuan khusus, tujuan umum penulisan buku ilmiah adalah Menambah wawasan kita semua sebagai Mahasiswa fakultas Tarbiyah, yang nantinya didesain sebagai calon pendidik. Sedangkan tujuan khususnya adalah :
  1. Agar para mahasiswa dapat memahami pengertian buku ilmiyah dan mampu menyusunnya dan mampu mengetahui teknik penulisan ilmiyah yang telah di tetapkan.
  2. Agar para mahasiswa mengetahui langkah–langkah yang harus di lakukan dalam pembuatan buku ilmiyah.
  3. Agar para mahasiswa mengetahui lebih jauh contoh–contoh buku ilmiyah yang lain, selain buku pelajaran atau buku pegangan.
Dalam penulisan buku ilmiah juga terdapat ruang lingkup yang merupakan cakupan isi dari buku itu sendiri,yang meliputi: penggunaan rumus 2W+1H+2W (What, Why, How, When dan Where), gagasan secara tematis, tata bahasa, rangkaian huruf, struktur kalimat, dan pengembangan paragraf.
Dalam menyusun buku ilmiah penulis harus melewati bererapa langkah, diatara langkah-langkah itu adalah: menyiapkan tema, menentukan topik, merumuskan judul, menyiapkan ragangan, menyiapkan sumber penulisan baru kemudian mulai menulis. Contoh-contoh buku ilmiah yaitu buku pelajaran, Modul, Diktat dan buku terjemahan.
  1. PENUTUP
Demikian uraian singkat yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan pembahasan ini dapat memberikan banyak pengetahuan bagi kita semua dan semoga bermanfaat. Kami pemakalah mengakui bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan, kami mohon kritik dan saran yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah kami yang selanjutnya.
Akhirulkallam wabillahitaufik walhidayah






DAFTAR PUSTAKA

Sitepu, B.P, Penulisan Buku Teks Pelajaran, Bandung: P.T Remaja Rosdakarya, 2012
Sarwono, Jonathan, Pintar Menulis karangan Ilmiah, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2010
Dalman, Menulis Karya Ilmiah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012
Djuroto, Totok, supriyadi, bambang, menulis artikel ilmiah, Bandung:pt remaja rosdakarya, 2009
Rosyadi, A. Rahmat, Menjadi Penulis Profesional itu mudah, Bogor: Ghalia Indonesi, 2008
Tanjung, H, Bahdin nur Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, jakarta: kencana, 2005
Mustofa Bisri, Trisnawati Tin, Teknik Menulis Buku Ilmiah, Semarang: CV. Ghyas Putra,2010