BUKU
ILMIAH
MAKALAH
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah : Karya Tulis Ilmiah
Dosen
Pengampu : M. Rikza Chamami, M.SI
Disusun
Oleh :
Felga
Taufiq Noor (123311016)
Hasiv
Sanada (123311017)
Nurul
Elmi Auliawati (123311044)
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
- PENDAHULUAN
Buku ilmiah adalah karya
tulis berupa kumpulan kertas yang berisi informasi, bahan pelajaran,
atau pengetahuan hasil penelitian dengan menggunakan metode ilmiah
penelitian dan pengembangan yang memberikan pemahaman dan informasi
tentang gejala-gejala alam dan sosial. Penulisan buku ilmiah ini
dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Tentu dalam menyusun buku tadi si
penulis harus melalui proses yang panjang dan tidak asal asalan dalam
menyusun buku ilmiah, agar nantinya dapat menghasilkan suatu karya
yang dapat bermanfaat bagi orang banyak. Buku
ilmiah ini dapat terwujud dengan proses dan melalui penelitian secara
historis maupun empiris yang dapat di buktikan kesahihannya.
Biku ilmiah disusun berdasarkan
pengalaman dan pengambilan data dari lapangan secara langsung. Jadi
buku ilmiah dapat mengambarkan keadaan yang sesuai dengan lapangan,
atau yang terjadi di masyarakat.
Kami akan mencoba memaparkan tentang
buku ilmiah yang kita sudah tidak asing dengan buku ilmiah itu tadi.
- RUMUSAN MASALAH
1.Apakah pengertian buku ilmiah?
2. Apakah tujuan penulisan buku
ilmiyah?
3. Apakah ruang lingkup buku ilmiah?
4. Apa saja langkah-langkah
penyusunan buku ilmiah?
5. Contoh-contoh buku ilmiah?
- PEMBAHASAN
- Pengertian Buku Ilmiah
Kata “buku”
dalam bahasa Indonesia memiliki persamaan dalam berbagai bahasa.
Dalam bahasa Yunani disebut “biblos”, dalam bahasa Inggris
disebut “book”, dan dalam bahasa Belanda disebut “boek”, dan
dalam bahasa Jerman adalah “das Buch”. Semua kata dasarnya
diawali dengan huruf “b” sehingga besar kemungkinan semuanya
berasal dari akar kata yang sama, yaitu dari bahasa Yunani. Kalau
dilihat dalam kamus masing-masing bahasa yang menggunakannya, kata
itu pada hakikatnya memiliki makna yang sama dan dipergunakan untuk
benda yang sama,yaitu kumpulan kertas yang dijilid.
Ensiklopedia
Indonesia (1980: 538) menjelaskan, “Dalam arti luas buku mencakup
semua tulisan dan gambar yang ditulis dan dilukis atas segala macam
lembaran papirus, lontar, perkamen dan kertas dengan segala bentuknya
: berupa gulungan, dilubangi dan diikat atau dijilid muka dan
belakangnya dengan kulit, kain, karton dan kayu”. Penjelasan buku
yang demikian bermakna sangat luas. Buku tidak hanya merupakan
kumpulan kertas, tetapi juga bisa lembaran papirus, lontar dan
perkamen serta tidak hanya dalam bentuk yang terjilid, tetapi juga
dapat berwujud gulungan.
Andriese, dkk.
(1993: 16-17) menjelaskan buku dengan lebih sederhana dengan
mengatakan “...informasi tercetak diatas kertas yang dijilid
menjadi satu kesatuan”. Dengan pengertian yang demikian, buku
memiliki empat sifat pokok, yaitu (1) berisi informasi, (2)
informasi itu ditampilkan dalam wujud cetakan, (3) media yang
dipergunakan adalah kertas, dan (4) lembaran-lembaran kertas itu
dijilid dalam bentuk satu kesatuan. UNESCO (1964) sebagaiman dikutip
oleh Andriese dkk. Mendefinisikan buku sebagai “...publikasi cetak,
bukan berkala, yang sedikitnya sebanyak 49 halaman.” Definisi ini
memberikan penekanan buku sebagai suatu hasil terbitan yang bukan
berkala, seperti majalah dengan jumlah halaman paling sedikit 49.
Tidak begitu jelas pembatasan jumlah halaman ini, karena dengan
pembatasan demikian, buku untuk persekolahan ( taman kanak-kanak dan
kelompok bermain ) yang umumnya kurang dari 49 halaman dan tidak
terbit secara berskala, tidak dapat disebut buku.
Walaupun rumusan
definisi buku berbeda-beda, tetapi terdapat hal-hal yang sama,
seperti mengandung informasi, tercetak, dijilid dan diterbitkan.
Mengacu pada ciri-ciri yang sama itu, dalam uraian berikut ini yang
dimaksud dengan buku adalah kumpulan kertas berisi informasi,
tercetak, disusun secara sistematis, dijilid serta bagian luarnya
diberi pelindung terbuat dari kertas tebal, karton atau bahan lain.
Sedangkan ilmiah berarti keilmuan, ilmu pengetahuan (sains). Dari
uraian tersebut maka dapat didefinisikan bahwa buku ilmiah adalah
karya tulis berupa kumpulan kertas yang berisi informasi, bahan
pelajaran, atau pengetahuan hasil penelitian dengan menggunakan
metode ilmiah penelitian dan pengembangan yang memberikan pemahaman
dan informasi tentang gejala-gejala alam dan sosial. Penulisan buku
ilmiah ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Buku
tersebut dapat berupa buku pelajaran, buku pedoman, modul, diktat dan
karya terjemahan.1
- Tujuan Buku Ilmiah
Tujuan Penulisan Buku Ilmiah yaitu
terdapat dua:
- Tujuan umum
Menambah wawasan kita semua sebagai
Mahasiswa fakultas Tarbiyah, yang nantinya didesain sebagai calon
pendidik.
- Tujuan khusus
Secara khusus tujuan khusus teknik
bukuilmiyah adalah :
- Agar para mahasiswa dapat memahami pengertian buku ilmiyah dan mampu menyusunnya dan mampu mengetahui teknik penulisan ilmiyah yang telah di tetapkan.
- Agar para mahasiswa mengetahui langkah–langkah yang harus di lakukan dalam pembuatan buku ilmiyah.
- Agar para mahasiswa mengetahui lebih jauh contoh–contoh buku ilmiyah yang lain, selain buku pelajaran atau buku pegangan.2
Manfaat buku Ilmiah:
- Melatih untuk mengembangkan ketrampilan membaca yang efektif.
- Melatih untuk mengganbungkan hasil bacaan dari berbagai sumber.
- Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan.
- Meningkatkan pengorganisasian fakta atau data secara jelas dan sistematis.
- Memperoleh kepuasan intelektual.
- Memperluascakrawalailmupengetahuan.
Buku Ilmiah adalah suatuproduk dari
kegiatan ilmiah.Memberikan produk Ilmiah, pasti kita membayangkan
kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan temuan baru yang bersifat
ilmiah. Dalam pembuatan buku ilmiah harus sesuai kaidah-kaidah yang
sesuai dengan aturan dalam penulis buku ilmiah.3
Bagi penulis yang
profesional keuntungan yang paling besar dan berharga dari semua
karyanya adalah jika Ia menemukan kebenaran ilmiah kemudian dibekukan
dalam sebuah buku ilmiah, yang bertujuan untuk4:
- Pengakuan scientific objektive untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dengan menerapkan teori-teori baru yang shahih serta terandalkan.
- Pengakuan practicial objektive guna membantu pemecahan problema praktisi yang mendesak.
- Ruang Lingkup Buku Ilmiah
Ruang lingkup
merupakan cakupan yang meliputi isi atau hal-hal yang terdapat dalam
buku ilmiah yang digunakan untuk menyusun buku ilmiah. Berikut ini
uraian mengenai ruang lingkup buku ilmiah :
- Menggunakan rumus 2W+1H+2W (What, Why, How, When dan Where).
- What
Pertanyaan itu
diarahkan juga terhadap tema yang akan diuraikannya. Penulis harus
memecah topik itu kedalam berbagai sub topik, kemudian dibahas
berdasarkan tema. Disinilah penulis mulai merangkai huruf menjadi
kata, kata menjadi kalimat,dan kalimat menjadi paragraf. Dari
keseluruhan paragraf lahirlah sebuah sub bab, kemudian menjadi bab
dalam buku.
- Why
Pertanyaan ini
berkenaan dengan alasan, latar belakang dan pemikiran seorang
penulis. Mengapa suatu topik, judul dan tema itu ditulis? sebuah
tulisan tidak lahir begitu saja, biasannya selalu ada keterkaitan
atau ketertarikan seorang penulis tentang sesuatu yang selama ini
dihadapinya. Sesuatu itu ditulis, mungkin saja akan bermanfaat bila
ditulis kedalam bentuk buku atau tulisan yang dianggap bermanfaat
bagi masyarakat dan dunia akademis. Berbagai alasan dapat dikemukakan
penulis untuk membuktikan bahwa masalah tersebut ditulis karena
sangat problematis secara akademis.
- How
Pertanyaan ini
selalu berkaitan dengan sifat, model, dan metode penulisan. Buku yang
ditulis bisa berbeda tujuan, sifat dan modelnya, perbedaan itu akan
berpengaruh terhadap model dan metode penulisan. Penulisan buku
ilmiah tidak bisa bebas seperti menulis buku fiksi atau buku non
ilmiah. Untuk menghasilkan buku tidak cukup dengan rumus 2W+1H
yang sangat berkaitan dengan penulisan buku, tapi perlu ditambah lagi
dengan 2W untuk meningkatkan frekuensi penulisannya.
- When
Pertanyaan ini
berhubungan dengan waktu. Pertanyaan ini juga mesti diartikan sebagai
momentum bagi seorang penulis. Kehilangan momentum sama dengan
kehilangan saat-saat yang sangat menentukan bagi seorang penulis.
Menulis sesuatu yang tidak tepat momentumnya akan kehilangan daya
tarik tulisannya. Momentum dapat berkaitan dengan peristiwa, data,
fakta dan gairah pembaca.
- Where
Pertanyaan ini tidak
terlalu penting bagi seorang penulis, karena tidak menentukan isi
tulisan. Namun pertanyaan ini boleh juga sangat penting jika
seseorang ingin dianggap sebagai penulis produktif. Seorang penulis
produktif tidak mengenal lingkungan tempat untuk menulis, dimana saja
akan tetap dan terus menulis. Kalau tidak menulis ia akan membaca
untuk dituliskannya dimana ada kesempatan bisa menulis.
- Gagasan secara tematis, adalah menyangkut isi atau materi kajian /bahasan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil penelusuran , analisis, teori dan pendapat para ahli,
- Tata Bahasa , yang akan mendukung lebih indahnya buku ilmiah itu untuk dinikmati oleh pembaca, agar mudah dipahami.
- Rangkaian huruf, suku kata, kata, frasa, dan klausa
- Struktur kalimat dari sebuah kata yang mengandung frasa dan klausa tersebut membentuk suatu kalimat.
- Pengembangan paragraph,paragraph selalu di sepadan kan dengan kata alinea.ini di artikan sebagai “seperangkat kalimat tersusun logis dan sistematis yang merupakan satu kesatuan.5
- Langkah Penulisan Buku Ilmiah.
Dalam menyusun buku
ilmiah penulis harus melewati bererapa langkah, diatara
langkah-langkah itu adalah:
- Menyiapkan tema.
Tema adalah suatu
amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Tema
yang baik apabila diuraikan secara runtut berdasarkan pola-pola yang
deskriptif, narative, ekposisife, argumentatife dan persuasife.
Sedangkan tema yang kurang baik adalah tema yang menggunakan
pemikiran yang kabur dan meloncat-loncat, tidak jelas arahnya
sehingga menyulitkan pembaca.6
- Menentukan topik
Langkah yang
selanjutnya adalah menentukan topik yang dimana topik merupakan
pokok pembahasan yang dapat diartikan sebagai pembidangan suatu
kajian. Penulisan topik harus:menarik bagi si pembaca maupun penulis
itu sendiri,dan secara substansional harus dikuasai penulis.7
- Merumuskan judul.
Judul
merupakan perakat antara topic dan tema yang akan ditulis. Judul
dalam sebuah tulisan merupakan daya tarik yang dapat memikat pembaca,
oleh karena itu judul harus ditulis dengan menarik, padat, tidak
multi tafsir dan mesti mewakili topic dan tema suatu tilisan.
Perumusan judul dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: pertama,
secara teoritis sebelum membuat judul, penulis harus merumuskan
masalah lebih dahulu dengan mendidentifikasi permasalahan yang akan
ditulis sesuai dengan topic dan tema tulisan. Kedua, membuat judul
lebih dahulu sesuai dengan topic penulisan kemudian menguraikan
kedalam tema tulisan.8
Sampai sekarang
banyak yang belum bisa membedakan antara judul dan topik, mereka
menggangap judul itu sama dengan topik. Angapan itu salah karena
judul sangat berbeda dengan topik. Judul adalah kepala, sedangkan
topic adalah pokok-pokok. Permasalahan yang akan dijadikan obyek
dalam penelitian sebagai bahan utama penulisan, jadi topik bisa
diangkat menjadi judul, tetapi sebaliknya judul bukan merupakan
suatu bahasan.
- Menyiapkan Ragangan
Setelah
ragangan itu dirumuskan dalam temam topic dan judul tulisan, langkah
berikutnya gagasan itu harus dirumuskan kembali dalam bentuk ragangan
atau out-line.
Ragangan adalah rencana teratur dalam pembagian dan penyusunan
gagasan. Dengan fungsi utamanya adalah untuk menentukan diantara
gagasan yang ada. Ragangan disebut juga kerangka karangan yang
berarti rencana suatu rencana kerja,
yang
membuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap.9
- Menyiapkan Sumber Penulisan
Bila
seorang penulis telah menemukan gagasan, kemudian merumuskanya dalam
bentuk tema, topic, dan judul serta ragangan, maka langkah berikutnya
untuk menulis buku ilmiah adalah menyiapkan sumber penulisan. Sumber
itu dapat dikumpulkan melalui sejumlah bahan
pustaka/referensi/rujukanuntuk menghimpun informasi, data fakta
pendukung.10
- Mulai Menulis
Setelah
semua langkah selesai barulah mulai menuliskan apa yang telah Ia
dapat kan melalui berbagai media baik itu kepustakan atau dia
dapatkan langsung dari lapangan,sehingga karyanya dapat segera di
baca oleh banyak orang dan menimbulkan reaksi positif dari semua
orang.
Tapi perlu diingat
karya yang dihasilkan harus bersifat ilmiah dan belum pernah
dipublikasikan pada media yang pernah membahas masalah yang sama
persis.11
- Contoh-Contoh Buku Ilmiah
- Buku pelajaran
Pengertian
buku teks telah dikemukakan oleh banyak ahli. Tarigan (1993: 11-13)
menyimpulkan:
- Jenjang Buku teks itu selalu merupakan buku pelajaran yang ditunjukan bagi siswa pada g pendidikan tertentu.
- Buku teks itu selalu berkaitan dengan bidang studi tertentu.
- Buku teks itu selalu menampilkan buku yang standard
- Buku teks itu biasanya disusun dan ditulis oleh para pakar
- Buku teks itu ditulis untuk tujuan pembelajaran tertentu
- Buku teks biasanya juga dilengkapi dengan sarana pembelajaran
- Buku teks selalu ditulis untuk menunjang sesuatu progam pembelajaran.
Menurut Kamarudin
(1999:1). Bahan ajar bukan sekadar alat bagi guru untuk mengajarkan
siswa. Namun, yang lebih penting ialah buku sebagai sumber yang
digunakan siswa agar ia belajar. Bahan ajar umumnya dikemas dalam
buku pelajaran atau buku teks. Buku teks hendaknya terpaut kurikulum
yang dioprasikan pada jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Buku
teks yang digunakan seyogianya mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP)
- Modul
Modul merupakan
bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri
karena didalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri.
Artinya, pembaca dapat melakukan kegiatan belajar tanpa kehadiran
pengajarsecara langsung. Bahasa, pola dan kelengkapan sifat lainnya
yang terdapat dalam modul ini diatur sehingga ia seolah-olah
merupakan “bahasa pengajar” atau bahasa guru yang sedang
melakukan pengajaran pada murid-muridnya. Maka dari itulah media ini
sering disebut bahan intruksional mandiri. Pengajar tidak secara
langsung member pelajaran atau mengajarkan sesuatu kepada para
murid-muridnya dengan tatap muka, tetapi cukup dengan modul-modul
ini.
Modul merupakan
alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode,
batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara
sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan
sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Sebuah modul bisa dikatakan
baik dan menarik apabila terdapat karakteristik sebagai berikut:
- Self Instructional;
yaitu melalui modul tersebut
seseorang atau peserta belajar mampu
membelajarkan
diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi
karakter self instructional, maka dalam modul harus;
a. berisi tujuan
yang dirumuskan dengan jelas.
b. berisi materi
pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit kecil/ spesifik sehingga
memudahkan belajar secara tuntas.
c. menyediakan
contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pema- paran materi
pembelajaran.
d.menampilkan
soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memung- kinkan pengguna
memberikan respon dan mengukur tingkat penguasa-annya
e. kontekstual
yaitu materi- materi yang disajikan terkait dengan suasana atau
konteks tugas dan lingkungan penggunanya..
f. menggunakan
bahasa yang sederhana dan komunikatif.
g. terdapat
rangkuman materi pembelajaran
h. terdapat
instrument penilaian/assessment, yang memungkinkan penggunaan diklat
melakukan ‘self assessment.
i. terdapat
instrumen yang dapat digunakan penggunanya mengukur atau mengevaluasi
tingkat penguasaan materi.
j. terdapat umpan
balik atas penilaian, sehingga penggunanya mengetahui tingkat
penguasaan materi;
k. tersedia
informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi
pembelajaran dimaksud.
- Self Contained
yaitu seluruh materi
pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub kompetensi yang
dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh. Tujuan dari
konsep ini adalah memberikan kesempatan pembelajar mempelajari materi
pembelajaran yang tuntas, karena materi dikemas ke dalam satu
kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan
materi dari satu unit kompetensi harus dilakukan dengan hati-hati dan
memperhatikan keluasan kompetensi yang harus dikuasai.
- Stand Alone (berdiri sendiri);
yaitu modul yang dikembangkan tidak
tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama
dengan media pembelajaran lain. Dengan menggunakan modul, pebelajar
tidak tergantung dan harus menggunakan media yang lain untuk mempe-
lajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut. Jika masih
menggunakan dan bergantung pada media lain selain modul yang
digunakan, maka media tersebut tidak dikategorikan sebagai media yang
berdiri sendiri.
- Adaptive;
modul hendaknya
memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan
teknologi. Dikatakan adaptif jika modul dapat menyesuaikan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel
digunakan. Dengan memperhatikan percepatan perkembangan ilmu dan
teknologi pengembangan modul multimedia hendaknya tetap “up to
date”. Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran dapat
digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.
- User Friendly;
modul hendaknya bersahabat dengan
pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil
bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk
kemudahan, pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan.
Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan
istilah yang umum digunakan
merupakan salah satu bentuk user friendly.
- Diktat
Ciri-ciri Buku Diktat :
- Diktat umumnya di susun oleh guru untuk mengajar keperluan sendiri.
- Diperbanyak dan diedarkan secara terbatas.
- Cakupan isi diktat menyelirihakan tetapi singkat.
- Cakupan banyak Diktat setelah di sempurnakan akhirnyan menjadi buku pelajaran. Sehingga serinng di katakan diktat adalah calon buku pelajaran.
- Terjemah
- Menguasai materi yang akan diterjemahkan
- Menguasai bahasa asing (bahasa sumber)
- Menguasai bahasa Indonesia (atau bahasa penerima)
- Menguasai teknik penerjemahan.12
- KESIMPULAN
Buku ilmiah adalah
karya tulis berupa kumpulan kertas yang berisi informasi, bahan
pelajaran, atau pengetahuan hasil penelitian dengan menggunakan
metode ilmiah penelitian dan pengembangan yang memberikan pemahaman
dan informasi tentang gejala-gejala alam dan sosial. Penulisan buku
ilmiah ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Buku
tersebut dapat berupa buku pelajaran, buku pedoman, modul, diktat dan
karya terjemahan.
Tujuan penulisan
Buku Ilmiah meliputi tujuan umum dan tujuan khusus, tujuan umum
penulisan buku ilmiah adalah Menambah
wawasan kita semua sebagai Mahasiswa fakultas Tarbiyah, yang nantinya
didesain sebagai calon pendidik. Sedangkan tujuan khususnya adalah :
- Agar para mahasiswa dapat memahami pengertian buku ilmiyah dan mampu menyusunnya dan mampu mengetahui teknik penulisan ilmiyah yang telah di tetapkan.
- Agar para mahasiswa mengetahui langkah–langkah yang harus di lakukan dalam pembuatan buku ilmiyah.
- Agar para mahasiswa mengetahui lebih jauh contoh–contoh buku ilmiyah yang lain, selain buku pelajaran atau buku pegangan.
Dalam penulisan buku
ilmiah juga terdapat ruang lingkup yang merupakan cakupan isi dari
buku itu sendiri,yang meliputi: penggunaan rumus 2W+1H+2W
(What, Why, How, When dan Where), gagasan secara tematis, tata
bahasa, rangkaian huruf, struktur kalimat, dan pengembangan paragraf.
Dalam menyusun buku
ilmiah penulis harus melewati bererapa langkah, diatara
langkah-langkah itu adalah: menyiapkan tema, menentukan topik,
merumuskan judul, menyiapkan ragangan, menyiapkan sumber penulisan
baru kemudian mulai menulis. Contoh-contoh buku ilmiah yaitu buku
pelajaran, Modul, Diktat dan buku terjemahan.
- PENUTUP
Demikian uraian singkat yang dapat
kami sampaikan, mudah-mudahan pembahasan ini dapat memberikan banyak
pengetahuan bagi kita semua dan semoga bermanfaat. Kami pemakalah
mengakui bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan, kami
mohon kritik dan saran yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah
kami yang selanjutnya.
Akhirulkallam wabillahitaufik
walhidayah
DAFTAR
PUSTAKA
Sitepu, B.P,
Penulisan
Buku Teks Pelajaran,
Bandung: P.T Remaja Rosdakarya, 2012
Sarwono,
Jonathan, Pintar
Menulis karangan Ilmiah,
Yogyakarta: Penerbit Andi, 2010
Dalman,
Menulis
Karya Ilmiah,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012
Djuroto,
Totok, supriyadi, bambang, menulis
artikel ilmiah,
Bandung:pt remaja rosdakarya, 2009
Rosyadi, A. Rahmat,
Menjadi Penulis Profesional itu mudah,
Bogor: Ghalia Indonesi, 2008
Tanjung, H, Bahdin
nur Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah, jakarta:
kencana, 2005
Mustofa Bisri,
Trisnawati Tin, Teknik
Menulis Buku Ilmiah,
Semarang: CV. Ghyas Putra,2010